Rabu, 10 Agustus 2016

Menumbuhkan Semangat Berorganisasi Mahasiswa

Mahasiswa merupakan sebuah wujud nyata peradaban suatu bangsa, dimana didalamnya terdapat aneka ragam konstruk keilmuan dan budaya yang terbangun. Dalam perjalanannya, mahasiswa sudah banyak memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan bangsa ini apalagi pasca reformasi. Sebuah fase panjang telah dilalui mahasiswa mulai dari fase persiapan, fase perjuangan, fase mengisi kemerdekaan dan fase reformasi.
Sekarang merupakan fase reformasi dimana mahasiwa tentu berbeda perjuangannya dalam mengisi kemerdekaan. Era 1998 adalah era mahasiswa berjuang untuk menciptakan sebuah tatanan negera baru “Reformasi” dan pada saat itu pula mahasiswa semangat berorganisasi guna untuk mewujudkan cita bangsa yang Demokratis dan humanis.
Lantas bagaimana dg mahasiswa saat ini, apakah mahasiswa masih semangat ikut organisasi? Disadari atau tidak organisasi mahasiswa saat ini mengalami penurunan kwalitas maupun kwantitas. Wajah organisasi saat ini terlihat kusut dan menyeramkan. Hal ini mungkin dipengaruhi suatu kondisi dunia yang mengalami pergeseran nilai. Seperti yang dikatan Yasraf Amir Piliang dalam bukunya Wajah dunia yang menakutkan “wajah dunia yang menyeramkan yang akhir-akhir ini tampil diatas tubuh bangsa ini, menjelang tibanya milenium ketiga. Inilah wajah-wajah krisis ekonomi, kekacauan politik, kerusahan sosial, kehancuran budaya dan kerusakan lingkungan yang sangat menakutkan. Inilah wajah-wajah bangsa yang menghadapi milenium ketiga dengan wajah yang tak punya harapan, dengan muka yang penuh kemuraman, dengan hati yang penuh kekacauan dan dengan jiwa yang penuh ketakutan.
Sekarang dunia kampus seakan-akan mencekam bagi penghuninya. Mahasiswa yang hidup di dalamnya dicekoki dengan berbagai tuntutan akademik. Kampus ibarat penjara kelas satu dan organisasi ibarat lorong gelap yang di dalamnya terdapat paham-paham radikalisme, sehingga karena kesibukan itu dan pemahaman yang minim terhadap organisasi mereka enggan untuk ikut terlibat berproses di organisasi mahasiswa.
Sudah bisa dipastikan sebagian besar mahasiswa tidak lagi tertarik ikut organisasi karena di anggap mengganggu kegiatan akademik. Tetapi anehnya mereka justru tertarik dengan tempat-tempat hiburan seperti pusat belanja, tempat karaoke dll. Sebuah model mahasiwa dengan tingkat konsumtif dan hedon yang tinggi. Arus informasi yang begitu cepat membuat mahasiswa bersikap individualistik dan cendrung apatis. Di sini mahasiswa disuguhkan dengan kondisi zaman yang mereka belum siap menghadapinya.
Melihat kondisi yang ada tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi mahasiswa yang aktif di organisasi. Bagaimana caranya organisasi menjadi sesuatu yang menarik di kalangan mahasiswa sehingga mereka merasa butuh dengan organisasi. Selama ini organisasi selalu menawarkan solusi ditengah carut marut keadaan bangsa ini, dan kini saatnya organisasi berbenah dan memodernisasi biar mempunyai tampilan yang elegan tidak konservatif. Internalisasi pemahaman nilai-nilai ideologis organisasi harus terjawantahkan dalam dunia kampus karena akan membangkitkan kembali semangat mahasiswa untuk berorganisasi, tidak hanya wacana yang diperbincangkan di warung kopi.
Kegiatan-kegiatan harus didesain semenarik mungkin dan diharapkan mampu menyentuh kebutuhan mahasiswa yang paling subtansial, peningkatan kwalitas individu bagi seorang kader merupakan sebuah kemustian yang tidak boleh d tawar. Artinya seorang kader harus mempunyai kemampuan lebih ketimbang mahasiswa non organisasi. misalnya, kemampuan komunikasi, kemampuan leadership dan kemampuan akademik, sehingga menjadi sentrum bagi mahasiswa lain.
Disamping itu sebuah organisasi untuk menjadi daya tarik bagi mahasiswa harus menciptakan sebuah terobosan baru, nilai edukasi harus benar-benar tertanam sebagai pembentukan character building. Buatlah wajah organisasi yang ramah, humanis, dan inklusif. Jangan sampai terkesan menyeramkan dan menakutkan apalagi organisasi tersebut seolah-olah mengkotak-kotakkan golongan dan paham ideologi tertentu.
Zona mahasiswa adalah zona berkembangnya ilmu pengetahuan, keberagaman budaya, dari sini dunia pendidikan tercipta sebuah tatanan baru dengan khazanah keilmuan. Organisasi dalam dunia mahasiswa sangat dibutuhkan guna menunjang nilai edukasi yang ada, cuma mereka enggan ikut karena selama ini mereka tidak mempunyai pemahaman yang komperhensif tentang organisasi apalagi di tengah arus informasi yang memandang miring terhadap sebagian organisasi.
Oleh karena itu memberikan pemahaman kepada mahasiswa akan pentingnya ikut organisasi merupakan hal yang urgen dilakukan. Berorganisasi bukan berarti mengesampingkan atau lupa tanggung jawab sebagai mahasiswa, berorganisasi mendapatkan apa yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Ayo berorganisasi kita sambut masa depan yang gemilang (*)


Oleh : Miftahul Arifin
Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan (Kabid PTKP)
HMI Cabang Malang

HMI Syariah Ekonomi UIN Malang

About HMI Syariah Ekonomi UIN Malang

Himpunan Mahasiswa Islam adalah organisasi mahasiswa yang telah berdiri sejak 1947. Semangat perkaderan di HMI itulah yang membuat HMI terus eksis hingga sekarang. Dan komisariat adalah basis perkaderan HMI dari akar rumput untuk mewujudkan para insancita sesuai dengan mission yang diemban HMI.

Ketik E-mail untuk berlangganan kiriman HMI Syaeko :