Mahasiswa merupakan
sebuah wujud nyata peradaban suatu bangsa, dimana didalamnya terdapat
aneka ragam konstruk keilmuan dan budaya yang terbangun. Dalam
perjalanannya, mahasiswa sudah banyak memberikan kontribusi nyata
terhadap pembangunan bangsa ini apalagi pasca reformasi. Sebuah fase
panjang telah dilalui mahasiswa mulai dari fase persiapan, fase
perjuangan, fase mengisi kemerdekaan dan fase reformasi.
Sekarang merupakan fase
reformasi dimana mahasiwa tentu berbeda perjuangannya dalam mengisi
kemerdekaan. Era 1998 adalah era mahasiswa berjuang untuk menciptakan
sebuah tatanan negera baru “Reformasi” dan pada saat itu pula mahasiswa
semangat berorganisasi guna untuk mewujudkan cita bangsa yang Demokratis
dan humanis.
Lantas bagaimana dg
mahasiswa saat ini, apakah mahasiswa masih semangat ikut organisasi?
Disadari atau tidak organisasi mahasiswa saat ini mengalami penurunan
kwalitas maupun kwantitas. Wajah organisasi saat ini terlihat kusut dan
menyeramkan. Hal ini mungkin dipengaruhi suatu kondisi dunia yang
mengalami pergeseran nilai. Seperti yang dikatan Yasraf Amir Piliang
dalam bukunya Wajah dunia yang menakutkan “wajah dunia yang menyeramkan
yang akhir-akhir ini tampil diatas tubuh bangsa ini, menjelang tibanya
milenium ketiga. Inilah wajah-wajah krisis ekonomi, kekacauan politik,
kerusahan sosial, kehancuran budaya dan kerusakan lingkungan yang sangat
menakutkan. Inilah wajah-wajah bangsa yang menghadapi milenium ketiga
dengan wajah yang tak punya harapan, dengan muka yang penuh kemuraman,
dengan hati yang penuh kekacauan dan dengan jiwa yang penuh ketakutan.
Sekarang dunia kampus
seakan-akan mencekam bagi penghuninya. Mahasiswa yang hidup di dalamnya
dicekoki dengan berbagai tuntutan akademik. Kampus ibarat penjara kelas
satu dan organisasi ibarat lorong gelap yang di dalamnya terdapat
paham-paham radikalisme, sehingga karena kesibukan itu dan pemahaman
yang minim terhadap organisasi mereka enggan untuk ikut terlibat
berproses di organisasi mahasiswa.
Sudah bisa dipastikan
sebagian besar mahasiswa tidak lagi tertarik ikut organisasi karena di
anggap mengganggu kegiatan akademik. Tetapi anehnya mereka justru
tertarik dengan tempat-tempat hiburan seperti pusat belanja, tempat
karaoke dll. Sebuah model mahasiwa dengan tingkat konsumtif dan hedon
yang tinggi. Arus informasi yang begitu cepat membuat mahasiswa bersikap
individualistik dan cendrung apatis. Di sini mahasiswa disuguhkan
dengan kondisi zaman yang mereka belum siap menghadapinya.
Melihat kondisi yang
ada tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi mahasiswa yang aktif di
organisasi. Bagaimana caranya organisasi menjadi sesuatu yang menarik di
kalangan mahasiswa sehingga mereka merasa butuh dengan organisasi.
Selama ini organisasi selalu menawarkan solusi ditengah carut marut
keadaan bangsa ini, dan kini saatnya organisasi berbenah dan
memodernisasi biar mempunyai tampilan yang elegan tidak konservatif.
Internalisasi pemahaman nilai-nilai ideologis organisasi harus
terjawantahkan dalam dunia kampus karena akan membangkitkan kembali
semangat mahasiswa untuk berorganisasi, tidak hanya wacana yang
diperbincangkan di warung kopi.
Kegiatan-kegiatan
harus didesain semenarik mungkin dan diharapkan mampu menyentuh
kebutuhan mahasiswa yang paling subtansial, peningkatan kwalitas
individu bagi seorang kader merupakan sebuah kemustian yang tidak boleh d
tawar. Artinya seorang kader harus mempunyai kemampuan lebih ketimbang
mahasiswa non organisasi. misalnya, kemampuan komunikasi, kemampuan
leadership dan kemampuan akademik, sehingga menjadi sentrum bagi
mahasiswa lain.
Disamping itu sebuah
organisasi untuk menjadi daya tarik bagi mahasiswa harus menciptakan
sebuah terobosan baru, nilai edukasi harus benar-benar tertanam sebagai
pembentukan character building. Buatlah wajah organisasi yang ramah,
humanis, dan inklusif. Jangan sampai terkesan menyeramkan dan menakutkan
apalagi organisasi tersebut seolah-olah mengkotak-kotakkan golongan dan
paham ideologi tertentu.
Zona mahasiswa adalah
zona berkembangnya ilmu pengetahuan, keberagaman budaya, dari sini dunia
pendidikan tercipta sebuah tatanan baru dengan khazanah keilmuan.
Organisasi dalam dunia mahasiswa sangat dibutuhkan guna menunjang nilai
edukasi yang ada, cuma mereka enggan ikut karena selama ini mereka tidak
mempunyai pemahaman yang komperhensif tentang organisasi apalagi di
tengah arus informasi yang memandang miring terhadap sebagian
organisasi.
Oleh karena itu
memberikan pemahaman kepada mahasiswa akan pentingnya ikut organisasi
merupakan hal yang urgen dilakukan. Berorganisasi bukan berarti
mengesampingkan atau lupa tanggung jawab sebagai mahasiswa,
berorganisasi mendapatkan apa yang tidak didapatkan di bangku kuliah.
Ayo berorganisasi kita sambut masa depan yang gemilang (*)
Oleh : Miftahul Arifin
Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan (Kabid PTKP)
HMI Cabang Malang