Jumat, 11 Maret 2016

Merajut Perdamaian Lewat Panggung Intelektual


Setelah sekian lama, resisten golongan antar organisasi Ekstra Kampus (sering diistilahkan OMEK), akhirnya malam itu (08/03/16) dipertemukanlan dua organisasi yaitu HMI dan PMII.  Dalam sejarah kemahasiswaan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, keduanya adalah lawan politik yang berbeda arah. Tak ayal telah kerap menimbulkan berbagai konflik, khususnya pada kontestasi politik di Kampus.
Mahasiswa yang kian hari makin banyak, tak terkecuali di Kampus dengan julukan kampus “Ulul Albab” ini, tahun demi tahun mencanangkan jurusan baru  dan bahkan kedepan akan berlanjut pada penambahan Fakultas. Kampus menjadi arena pergumulan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah. Dan kampus menjadi social capital (modal sosial) yang cukup besar.
Dengan social capital tersebut ternyata berimbas pada pembentukan pola tindakan politik menjamur di kampus. Pengelolaan kemahasiswaan tidak hanya di pegang oleh pihak perguruan tinggi, namun mahasiswa pun juga memiliki wewenang untuk mengorganisir mahasiswa. Dengan pemberian wewenang itulah mahasiswa mulai menentukan para pemangku “jabatan” sebagai wakil mahasiswa pada umumnya.
Pembagian struktural keterwakilan mahasiswa tersebut mulai dari DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa), SEMA (Senat Mahasiswa) hingga HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) sejatinya untuk mempermudah koordinasi. Namun seiring berjalannya waktu, beberapa posisi tersebut menjadi arena pertarungan politik yang sengit, layaknya di pemerintahan Negara.
Kemelut yang tidak berkesudahan di panggung politik tersebut tak bisa dipungkir lagi telah menurunkan intensitas gerakan mahasiswa yang kearah perbaikan sosial. Beberapa kalangan menyebut bahwa mahasiswa sebagai agent of change ataupun agent of social control. Namun apa yang terjadi saat ini adalah mahasiswa terlalu sibuk mengurusi pergolakan politik antar golongan yang cenderung memperebutkan kekuasaan semata dan bahkan tersentral di kalangan mahasiswa sendiri.
Terlepas dari berapa kuantitas SDM masing-masing organisasi, namun pada hakikatnya bahwa kesemuanya harus mewadahi berbagai minat dari mahasiswa agar diarahkan pada pembentukan karakter SDM yang unggul. Organisasi yang turut mewarnai Kampus adalah HMI dan PMII.
Inilah yang kemudian yang melatarbelakangi kegiatan diskusi lintas OMEK yang mempertemukan antara HMI komisariat Syari-ah Ekonomi dengan PMII Rayong “Moh Hatta” Fakultas Ekonomi  untuk menghidupkan atmosfer intelektual dikalangan mahasiswa. Acara yang bertajuk “menelisik akar kemiskinan sistemik” tersebut dimaksudkan untuk memunculkan kembali kesadaran mahasiswa akan tanggung jawab sosialnya.
Hal ini juga melihat bahwa kedua organisasi tersebut pada dasarnya dibentuk guna mentransformasikan nilai keislaman dalam bingkai kebangsaan. Dengan melihat sisi kesamaan inilah akhirnya kedua organisasi tersebut bersepakat untuk membangun wacana intelektual mahasiswa. Dengan membangun dimensi intelektualitas, diharapkan mampu mewujudkan gagasan yang “fair” dengan melihat objetivitas demi kepentingan bersama, tidak lagi mengunggulkan egosentris golongan.

Fuad Ibrahim
Sekretaris Umum HMI Komisariat Syariah-Ekonomi
UIN Malang
 

HMI Syariah Ekonomi UIN Malang

About HMI Syariah Ekonomi UIN Malang

Himpunan Mahasiswa Islam adalah organisasi mahasiswa yang telah berdiri sejak 1947. Semangat perkaderan di HMI itulah yang membuat HMI terus eksis hingga sekarang. Dan komisariat adalah basis perkaderan HMI dari akar rumput untuk mewujudkan para insancita sesuai dengan mission yang diemban HMI.

Ketik E-mail untuk berlangganan kiriman HMI Syaeko :